Berserah Namun Tidak Menyerah.

Pernah takut mati? Saya pernah, dan itu sangat menekan mental. Operasi pertama yang hanya berjarak 1.5 bulan dari operasi kedua, kemudian perintah untuk segera melakukan operasi ke 3 disertai vonis suspect tumor hidung sebulan kemudian membuat saya panik. Akankah saya segera mati? Bayangan anak – anak tanpa saya, apalagi si bungsu saat itu masih 1 tahun 8 bulan makin membuat perasaan saya merana atau “nggrentes” kalo kata orang jawa.

Kepanikan yang membuat saya memaksa Tuhan untuk segera menyembuhkan dalam doa – doa penuh todongan. Kepanikan juga yang membuat otak waras saya ngga bekerja baik hingga menghabiskan uang jutaan untuk membeli produk – produk kesehatan yang penuh janji “kanker sembuh, tumor hilang, kista lenyap”. Kepanikan yang membuat saya menjadi sensitif dan sering salah mengerti pada orang – orang disekeliling saya. Kepanikan yang membuat saya gemetar hebat saat membaca atau mendengar berita kematian. Kepanikan yang akhirnya membuat saya jatuh terpuruk melebihi penyakit fisik itu sendiri.

Sampai kemudian kesadaran itu datang dalam sebuah peristiwa, meninggalnya seorang teman yang selama ini sehat dan aktif. Tanpa sakit apapun, berangkat tidur dan kemudian tidak pernah bangun lagi. Bahwa sakit (berat) bukanlah syarat mati, itu benar – benar jelas terbaca dari peristiwa ini. Kemudian berantai timbul kesadaran lain bahwa jika saya mati – pun anak – anak akan aman dalam pemeliharaanNya. Terlalu sombong kalo saya menganggap hanya saya yang paling mampu mengasuh anak – anak.

Kesadaran yang membuat saya memiliki semangat baru. Semangat untuk menikmati pola hidup sehat bukan dengan tujuan jangka pendek untuk segera sembuh, namun menikmati proses spiritual di dalamnya. Konsisten, pengendalian diri fisik dan mental serta kesabaran adalah beberapa pelajaran yang saya dapat dari pola hidup sehat yang saya pilih.

Tidak menyerah dalam usaha yang kita bisa namun berserah padaNya akan melegakan proses perjalanan menuju pulang. Bukankah semua yang hidup akan mati? Bukankah hidup ini adalah perjalanan spiritual menuju pulang? Sungguh sangat mudah Tuhan memanggil kita pulang tanpa kita harus sakit dan jika kita diijinkan sakit, pasti itu adalah untuk memurnikan iman.

13669671_10205233875205630_307764380935805902_n