TUAN, NYONYA, DAN PEMBANTU.

Tuan, Nyonya dan Pembantu.

Pembantu kena.
Nyonya lagi murka.
Nyonya lagi kecewa.
Tuan main ama gadis muda.

Pembantu nguap nyonya gundah.
Pembantu kentut nyonya marah.
Pembantu bingung jadi resah.
Semua semua serba salah.

Tuan juga bikin masalah.
Udah tua masih cari celah.
Lupa badan udah bau tanah.
Kalo ditanya hobi berkilah.

Nyonya jelas sakit hati.
Sejak muda ditemani.
Masih miskin didampingi.
Udah kaya khianati.

Pacar tuan ayu seksi.
Tinggi semampai bau wangi.
Dibawa kesana kemari.
Udah kayak laki bini.

Nyonya lelah banting diri.
Kasur empuk bagai peti.
Badan gemuk tak lagi diurusi.
Pikir tuan belahan hati.

“Bisa” Dimulai Dari Pikiran.

Kamu tidak akan pernah tahu seberapa kuatnya dirimu, sampai bertahan tetap kuat adalah satu – satunya pilihan.

Terjemahan quote berbahasa inggris yang saya baca 4 tahun lalu. Awal perjuangan membesarkan 3 anak yang berjarak 2.5 dan 3 tahun. Semua masih dibawah 7 tahun yang berbarengan membutuhkan perhatian. Si sulung yang baru masuk kelas 1 SD, si tengah di TK kecil dan bungsu yang baru saja lahir. Jauh dari keluarga dan tanpa ART adalah tantangan yang harus dihadapi, dan musuh yang harus dikalahkan. Terus menerus mengandalkan suami rasanya tidak mungkin, karena suami dibayar untuk mengemban tanggungjawab. Maka mulailah hari – hari panjang, 24 jam dan 7 hari berjibaku dengan urusan pengasuhan dan “pemeliharaan” mereka.

Tidak perlulah saya jabarkan mendetail keriweuhannya, tapi beberapa yang masih saya ingat membuat saya hanya bisa bersyukur dan berguman “kok bisa ya …”. Menyuap si tengah, sambil menyisir rambut si sulung, sambil ngASI si bungsu. Menggandeng si tengah, tangan lain menopang kepala si bungsu dalam gendongan sambil memegang payung, memberi aba – aba si sulung untuk jalan di “track”nya adalah hari – hari saat harus kembali naik angkot dari sekolah ke rumah atau dari rumah – sekolah – rumah, saat si tengah masuk siang. Sampai kemudian si bungsu umur 3 bulan, kembali bisa menggendongnya sambil naik motor, jemput 2 kakaknya ke sekolah. Sudah nyaman? Belum…. ujian bertambah lagi saat si tengah yang hobi tidur di motor membuat saya harus cari cara sepanjang jalan ngajak bicara. “Siksaan” belum berakhir bahkan lebih lagi saat musim hujan ber – 4 motoran sambil kedinginan terhempas hujan, berbarengan dengan itu kondisi sinusitis saya mulai meradang kronis. Fiuh……

4 tahun bisa terlewati. Badai kerepotan mengurus bayi dan balita sudah terlampaui. Mereka sudah lebih mandiri, menjadi anak – anak yang tangguh. Ibarat sekarang saya sudah bisa sedikit menarik nafas.

Tidakkah saya lelah dan menyerah? Lelah pasti – lah, manusiawi sekali. Kadang sampai menggelepar ngga punya lagi tenaga. Tapi merana, terlalu mengasihani diri, menyalahkan orang lain dan keadaan? Saya memilih tidak mengambil sikap itu, karena saya tau itu malah akan melemahkan langkah.

Bahwa saat kita tidak menyerah dalam situasi yang diijinkanNya, Tuhan pasti memberikan kekuatan sudah saya buktikan, bahwa sesuatu yang tidak bisa membunuhmu pasti akan membuatmu lebih kuat itupun juga terbukti. Bahwa setiap pilihan – pilihan hidup mengandung konsekuensi juga sudah saya aminkan.

Kamu sedang dalam situasi yang riweuh sekarang? Tetap berjalanlah, karena badai pasti berlalu. Selamat pagi, selamat menebar semangat hari ini.